Overblog
Follow this blog Administration + Create my blog
April 28 2014 1 28 /04 /April /2014 09:29

Kumpulan gambar memek dan kontolimages.jpg

Bispak Belum Berjembut

Share this post
Repost0
April 28 2014 1 28 /04 /April /2014 08:11

_clean. fresh. juicy. oriental. amoy. 28. _tempik segar. jajan sehat. cari yang terpelajar._amoy. well trimmed pussy. oriental delight. _measuring inside’s temperature._thin lips but hot. yummy. lickable. _sweet clit. good lips.dark pussy. memek item.red memek. well trimmed jembut. clean anus. hot anal.beautiful jembut. red memek.lips and clit. amoy quality. oriental hole. 29. unmarried. lonte.clean. fresh. 25 years old. oriental._amoy. well trimmed pussy. oriental delight. _dark memek. oriental. jakarta.24 y.o. good tempik. amoy quality._amoy. well trimmed pussy. oriental delight. __clean. fresh. juicy. oriental. amoy. 28. _clean. fresh. 25 years old. oriental.beautiful jembut. red memek.good tempik. amoy. 26. fresh. juicy. healthy.natural memek. 22. amoy quality.fresh. juicy. amoy. oriental. good itil. healthy memek. beautiful tempik. 30. unmarried. lonte.textures. javanese. 28 y.o.supertempik. amoy quality. 24. fresh.queen of jembut. amoy. oriental. 32. unmarried. ex-lonte. pektay.clean tempik. fresh memek.amoy. 27.nice jembut of fresh memek. amoy&#8217s tempik. fresh. juicy.amoy&#8217s holes. oriental delight. good for men. 29.the best tempik in jakarta&#8217s downtown. amoy. oriental.fresh. 32. lonte.memek sehat. bergizi. sedap. rasa amoy.nice dubur. good tempik. amoy quality. 31.good amoy. nice tempik.ratu jembut. natural pubic hair. amoy. 35. unmarried.good amoy. nice tempik.natural memek. 22. amoy quality.nice dubur. good tempik. amoy quality. 31.the best tempik in jakarta&#8217s downtown. amoy. oriental.fresh. 32. lonte.oriental moles. sign of sexual desires. hot amoy. hot dubur. hot memek.amoy pussy. tempik asli. memek keset seger.memek sehat. fresh. amoy.memek sehat. terjamin. nikmat sekali. memek jawa item kalah telak.reddish memek. amoy quality.memek 30something. unmarried. amoy.good memek with natural pubic hair. amoy quality.dark memek. original amoy, natural bush. oriental hairy pussy.good meki. amoy quality.memek 30something. unmarried. amoy.memek tipis ada tahi lalat tandanya nikmatttttt. duburnya lezaaatttttpinky pussy. tempik jambon.amoy quality.wet pussy. juicy memek. fresh amoyfresh memek. good tempik. delicious pussy.tempik hangat, lengket, keset, segar, asin. amoy pussy. good memek.good tempik.natural hairy pussy of an asian girl. jembut juara.nice clit. good kelentit. chantique pussy. amoy.tempik sehat. bersih. bergizi. enak.tempik keren. cokelat. enak. bodi putih.memek sedap malam. lumayan.fresh memek. nice jembut.tempik hebat. sedap. keset. rapet.tempik sedap. memek lumayan.amoy putih memek item. tetap lezat. bergizi.tempik mempesona. dubur minta senggama. itilnya manja. ah luar biasa.\"taste my holes, please.\"good holes. amoy holes.

Share this post
Repost0
July 8 2012 7 08 /07 /July /2012 05:22

 Cerita Mesum » Cerita Hot Panas Ngentot Memek | Mesum Part-3 Cerita Hot Panas Ngentot Memek | Mesum Part-3 11. April 2012 · Comments Off · Categories: Cerita Mesum · Tags: cerita hot, cerita ngentot memek, cerita panas Cerita Hot Panas Ngentot MemekCerita hot panas ngentot memek yang akan agan nikmati ini adalah bagian ketiga. Pada seri cerita mesum sebelumnya mungkin diantara agan-agan/wati terbesit pertanyaan koq bisa-bisanya antara pasien dan dokter yang kebetulan adalah mantan pacar pada sekolah yang lama reunian di ranjang dokter. Ya, namanya kehidupan kan apapun bisa terjadi. Yuk mari, Selamat menikmati kelanjutan ceritanya! “lebih dari sepuluh tahun aku mendambakan saat saat seperti ini” jawabnya sambil memandangku penuh kemesraan. Davine menarik keluar secara perlahan dan kembali memasukkan secara perlahan pula dan makin lama makin cepat, tapi halus dan tidak liar. Sungguh indah permainan Davine, dengan penuh perasaan dan penuh kenikmatan, dia mengocok memekku dengan Kontolnya sementara tangannya meraba dan meremas payudaraku. Aku telentang di meja, diangkatnya kakiku ke pundaknya, tangannya meremas kedua payudaraku, gerakannya tetap teratur seakan dia menikmati setiap gesekan dan gerakan dari tubuhku, pandangan matanya tak pernah lepas dari mataku sungguh menghanyutkan pandangannya. Dirabanya seluruh tubuhku seolah tak mau terlewatkan sejengkalpun dari jamahannya. “terlalu lama aku merindukan seperti ini, selama hampir tiga tahun pertama sejak perkimpoianmu aku membayangkan saat seperti ini” katanya tanpa menghentikan gerakannya “Dav, please jangan ungkit itu lagi” kataku pelan disela sela kenikmatan Davine lalu membalikkan tubuhku, kini aku tengkurap di meja kerjanya, dengan perlahan Davine kembali memasukkan memekku, kali ini dari belakang. Kembali aku merasakan kenikmatan yang datang silih berganti antara sodokan, elusan dan ciuman di punggung serta remasan di dadaku, aku merasakan bercinta dengan seorang good lover yang romantis, yang tahu kapan saatnya untuk berbuat apa, dia sepertinya tahu persis yang bisa membuatku melambung ke awan kenikmatan birahi, kurasakan kocokan yang penuh kemesraan dan perasaan. Lalu Davine menarik tanganku, kini aku setengah berdiri dengan tanganku dipegangi dari belakang sama Davine, dikocoknya dengan tiada henti, ingin rasanya teriak atau mendesah merasakan kenikmatan ini, tapi suamiku masih menunggu diluar sementara Davine mengaocokku dari belakang makin lama makin keras, iramanya kini berubah liar dan tidak beraturan, meskipun agak kaget dengan perubahan iramanya tapi aku menikmati juga variasi ini. Kini aku dihadapkan ke di tembok, tanganku tertumpu pada tembok menahan tubuhku, kaki kanankudiangkat Davine dan dia mengocokku dengan keras dan cepat, mungkin suamiku menunggu di balik tembok ini aku tak tahu, tapi aku tahu pasti kalau suamiku masih di luar sana dan aku yakin sekali dia akan segera tahu kalau aku teriak atau mendesah dalam kenikmatan. Kutengok ke belakang, wajah Davine tersenyum penuh kemenangan, kemenangan karena dia bisa mempermainkan aku sementara aku hanya bisa menahan desah kenikmatan. “kamu gila Dav” ucapku pelan dan hanya dibalas senyum dan hentakan di memek ku. Aku merasakan kenikmatan yang tak bisa kugambarkan, suatu kenikmatan yang bercampur ketegangan suatu petualangan yang nyerempet bahaya tapi benar benar kunikmati. Tiba tiba pintu kamar di ketok. “sebentar sus” teriak Davine sedikit panik “kita masuk tempat periksa, bawa bajumu” perintahnya, dan kami berdua masuk tempat periksa dan menutup gordennya. Bukannya berhenti, Davine malah kembali mendorongku hingga aku berdiri membungkuk dan bersandarkan kursi, tanpa mempedulikan protesku dia kembali melesakkan Kontolnya ke memek ku. “gila kamu” protesku “masuk sus” katanya sebagai jawaban sambil terus menyodokku dengan keras, aku hanya menggigit bibirku menahan kenikmatan ini. “dok, sudah jam sepuluh lebih, kalau Dr. tidak memerlukan saya lagi, saya permisi pulang dulu ya” kata suster dari luar gordin “oke sus, sampai besok, tolong panggilkan Pak Darma kesini” jawab Davine tanpa menghentikan kocokannya “apa apaan ini” protesku kembali dengan pelan setelah kudengar pintu ditutup suster “tenang saja, percayalah aku takkan terjadi apa apa” katanya dan kocokannya makin keras disertai remasan yang kuat pada payudaraku yang menggantung sesekali diselingi tarikan pada rambutku, kugigit bibirku kuat kuat ketika kudengar pintu kembali dibuka. “ya dok, sudah selesai ?” kudengar suara suamiku dibalik gordin “Pak Darma, mohon tunggu sebentar lagi ya, mungkin 15 menit lagi, sudah hampir selesai koq” jawab Davine tenang, tak setenang kocokannya di memek ku, aku menggigit jariku menahan desah napasku, tegang dan nikmat bercampur menjadi suatu petualangan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku bercinta dengan mantan pacarku sementara suamiku hanya terpisah selembar kain gordin diluar sana, aku merasakan ketegangan yang hebat, tapi diluar dugaanku justru menambah erotis dan sensasi dari dalam diriku. “iya pa, nggak tahu Dr. Davine, maunya macam macam nih” jawabku terbawa emosi erotis sambil meremas sandaran kursi menahan desah karena kocokan Davine. “nggak apa Pak Darma, ini sudah biasa koq, dari pada nggak kelar” kembali Davine menimpali sambil meremas kedua payudara ku dengan makin keras, aku hampir menjerit kalau tak ingat suamiku diluar sana, kupelototi dia sebagai protes tapi dia tersenyum saja. “oke dok, nggak usah terburu buru, diselesaikan saja dok, yang penting hasilnya, ma papa tunggu diluar ya, jangan pikirin aku diluar, ikuti saja kata Dr. Davine” jawab suamiku dari balik gordin, lalu kudengar pintu tertutup. **** Cerita Hot Panas Ngentot Memek, bersambung…

Share this post
Repost0
June 26 2012 2 26 /06 /June /2012 12:28

246481 103768436433561 700141509 nInilah cerita atau kisah ngentot dewasa yang menarik untuk anda baca. ini merupakan pengalaman saya pada saat libur akhir pekan, saat hari mulai sore aku pulang kantor, saat itu aku sedah menyelesaikan pekerjaan kantorku yang banyak. Dengan kecapeanku, dalam pikiran pengenya hanya liburan saja. Aku bergegas pulang kantor dengan menaikki mobilku terus beranjak pulang sampai dirumah hanya pengen mandi dan istirahan sebenter. Karena hari pekan aku mau bermai saja ke mall sambil jalan-jalan lihat gadis dan cewek yang memiliki tubuh seksi dan payudara montok he…tu pikiranku. Tiba2 saja telepon genggamku berbunyi….ah….rupanya bosku.

 

Terus aku angkat…..oh….rupanya suruh ke bogor ada tugas…..ziiittt…gak bisa liburan. Langsung saja aku bergegas ke bogor untuk menyeleseaikan tugasku. Aku naik mobilku langsung saja ke bogor. Dalam perjalanku sangat lelah kupikir untuk cari kopi dulu kuparkir mobilku operasional didepan warung kopi yg baru saja dibuka oleh pemiliknya sebut saja namanya cici seorang janda muda yg baru 2 tahun ditinggal kabur suaminya usianya kutaksir sekitar 30tahunan,tanpa sepengetahuannya kuperhatikan dia dari dalam mobilku yg berkaca riben 80%,wajahnya yg manis ditunjang tubuhnya yg proporsional ditambah ukuran toketnya kira-kira 36b dan pinggulnya yg sedang membuat mata ini yg tadinya ngantuk jadi segar kembali,lalu kuberanikan diri untuk turun dari mobil dan berkenalan dengannya sebagai alasan aku membeli kopi mix.

 

 

“teh,,kopinya hiji..??”pesanku“kopi susu apa kopi hideung a..??”sambung cici“kopi susu tapi susunya dipisah ya teh..??”candaku“dipisah,,,??maksudnya gimana a..saya tidak mengerti..??“ya dipisah kopinya digelas,tapi susunya yg digantung..hehehe…”“iihh..aa jadi malu saya lagian aa ngeliat aja klo saya lagi ga pake bh..”sambil tersenyum kecil..”tadi saya abis netekin anak saya mau mandi tapi buka warung dulu pikir saya..”jawabnya lugas“..Ooohh..anaknya laki apa cewe,umur berapa teh…???”tanyaku penasaran“cewe umur 2 tahun..”jawabnyakemudian anaknya menyusul kewarung digendong oleh seorang lelaki muda yg ternyata adiknya cici,ditaruhnya anak itu dipangkuan ibunya kemudian lelaki itu pergi.“siapa itu teh…??”tanyaku sambil menunjuk kearah lelaki tadi“..Oooh..itu adik saya..”“..ehm,,saya kira suami teteh…ngomong-ngomong suami kemana teh,,kerja..???”“..jangan diomongin lagi ahh..saya benci banget ama lelaki itu,banci,mau enaknya aj ga mau tanggung jawab dia kabur sama perempuan lain waktu saya lagi ngelahirin si kecil..”agk sedikit emosi kelihatannya cici brcerita“kurang ajar betul lelaki itu ya teh..mau enak ga mau anak..”ikut-ikutan emosi saya“udah berap lama ditinggal teh ama suaminya..??”tanyaku“ya..dari anak ini lahir ampe sekarang udah 2 tahunan lah ditinggal..”jawabnya“waduh..itu klo ibarat sawah alang-alangnya udah tinggi-tinggi secara ga pernah dicangkul..hehehe..”candaku mencairkan suasana“..hahaha..aa bisa aj dh,,diminum kopinya entar dingin ga enak saya mau netekin dulu ya..”sambil menarik kaosnya dan mulai netekin anaknya yg terlihat haus.kulirik kearah toketnya sambil sesekali kuajak ngobrol yg sedikit mengarah porno diapun menanggapinya dengan santai tanpa mempedulikan aku yg dari tadi tak berkedip melihat toketnya yg sedang dikenyot oleh anaknya,tak lama kemudian hpku berbunyi yg ternyata panggilan dari kantor menginstruksikan bahwasanya aku tidak boleh lama-lama istirahat karena mobil kami dilengkapi gps jadi para karyawan selalu dipantau didalam operasionalnya dari kantor pusat,sebelum pergi kubayar kopiku dan kuminta no hp nya cici“boleh khan klo saya telpon kamu ntar malam..”sambil mnaruh hpku kekantong safariku“boleh aja tapi tunggu sikecil tidur dulu ya..”sambil tersenyum genitTeman-temanku yg sedari tadi memantau kegiatanku hanya bisa tertaw sambil mengejekku dengan sebutan*PPm=pria pencari memek*akupun hanya senyum-senyum aja tak menanggapi ejekan mereka kuhanya sedang mencari cara gimana supaya bisa ngentot ama cici,terbayang toketnya yg besar saat netekin anaknya tadi.“wew..bengong aja lo udh nyampe klien nih masuk sana..”hardiknya“ngagetin aja lo..gue lg mikirin nih caranya bisa ngentot ama cici..”jawabku“hahaha..klo lo emang playboy sejati lo kasih fotonya kegue lo lg ngentot ama dia gue kasih lo 300rb,ga mungkin dia mau ngentot ama lo,lo aja baru banget kenal ama dia..”terus menyurutkan semangatku“..ok…lo liat minggu depan gue kasih liat potonya ke lo..”akupun menerima tantangannyaSingkat cerita akupun sudah tiba dirumah pukul 19.30wib lalu mandi dan berpakaian setelah itu kuambil hpku lalu kutlpon cici“lagi pa teh..??”sapaku“..ehh..lg netekin sikecil nih..”“..yahh..ganggu dong..??”“..ngga..biasa aj..memangnya kenapa..??”“..boleh dong ikut netek yg sebelah..”“kesini aj klo emang mau..hihihi..”“..ntar aj deh klo libur bener ya boleh netek..”“..boleh knp ngga…”“…sabtu besok gmn bisa ga kluar klo g bs jg ga papa..??”pancingku kutahu klo perempuan itu memang sangat haus seks terlihat pada waktu bicara tempo hari diwarungnya omongannya selalu mengarah porno“..boleh tp siangan ya trus saya ajak anak soalnya ga ada yg jagain…adik saya sekolah..!!”“ok..gapapa sampai ketemu hari sabtu ya teh…”ucapk sambil menutup teleponSabtu pagi setelah mandi dan sarapan aku berangkat kebogor,kupacu suzuki swiftku dijalan tol jagorawi yg masih agak sepi,30 mnt kutelah memasuki gerbang tol bogor kemudian berbelok kesalah satu mall yg ada disisi jalan pajajaran,kuparkirkan mobilku kemudian masuk kedalam mall menuju salah satu restoran fast food y terkenal itu,kupesan makanan lalu duduk dibangku yg dekat kaca agar dapat melihat situasi diluar kuambil hp dari tas kecilku kemudian kuhubungi cici“hallo aku sudah di bogor kamu datang aj kesini di restoran *c*..”“ya udah tungguin sebentar saya lagi pake baju dulu..”“pake bh ama cd warna hitam ya biar seksi..”“iihh..kamu koq tahu sih klo itu warna pakaian dalam kesukaan saya..”“hahaha..ya udah buruan udah kangen nih..”‘ok..”15 menit kemudian cici datang sambil menggendong anaknya,kusuruh pesan makanan dan duduk didepanku terlihat wajahnya yg semakin cantik karena sapuan make up yg tidak terlalu tebal namun terlihat anggun.“..ci..kamu terlihat anggun hari ini aku sampai tidak ngenalin kamu tadi..”godaku“..alahh..laki-laki ntar juga paling ngajakin begituan pake acara ngerayu pula,,ayo ngaku iya khan..saya kasih tau ya saya bukan cewe gampangan yg bisa diajakin ngewe sama setiap laki-laki,saya masih punya harga diri dan saya trauma sama laki-laki yg cuma mau ngewe tp klo kejadian ga mau bertanggung jawab..”jawabnya ketus“maaf..ci aku ga bermaksud membuat kamu jadi begini aku hanya ingin melihat kamu senang bisa jalan ama aku sama anak kamu itu aja koq dan satu hal kamu memang ga butuh itu..”jawabku menenangkan hatinya“..perempuan mana sih yg ga butuh itu,semua pasti butuh cuma aku takut kejadian itu terulang lagi aku hamil dan kamu pergi ninggalin aku jujur aku mulai suka sama kamu terlebih perhatian kamu ke aku dan anakku begitu dalam..”seraya merapatkan tubuh anaknya kepelukannya“..aku juga merasakan hal itu ci..”sejam sudah kami ngobrol didalam restoran itu kutatap matanya cici dan kulihat pancaran kasih sayang begitu dalam seolah-olah menelanjangi aku dalam sebuah kemunafikan yg baru saja kuucapkansetelah makan siang kulanjutkan dengan mengajak cici dan anaknya jalan2 berputar-putar kota bogor menggunakan mobilku,memang kota bogor nyaman sekali bila kendaraan angkot tidak membuat macet,cape juga kupikir bila harus macet2an dijalan,kuingin beristirahat sejenak sambil menikmati cuaca kota bogor yg saat itu sedang gerimis kecil,kuutarakan maksudku kepada cici yg langsung mengiyakan maksudku ditambah anaknya yg tertidur karena kekenyangan“teh..kita istirahat dulu yuk dimotel itu lagian kasian dede tidur ga nyaman gitu..?”kataku“..terserah kamu,,iya jg sih dede ga nyaman banget tidurnya..”jawabnyaKemudian mobil kubelokkan kesalah satu motel yg terletak didaerah tajur,bogor,kuparkirkan agak tersembunyi karena memang motel masih agak sepi,kemudian kugendong anaknya cici lalu kami berjalan menuju front office“..mas ada kamar..??”kusapa ffront office“..ada pak..yg type apa..??”jawab petugas motel“..yg 2 tempat tidur..?“..ini pak kuncinya sekalian pinjam ktpnya bapak..oh..iya anaknya dibawa aja dulu ke dalam kasian nyenyak sekali tidurnya..”“..trima kasih mas..”sambil kuserahkan dede kecici yg langsaung berjalan mengikuti petugas motel menuju kamarnyaSesampai didalam kamar kurebahkan tubuhku yg lelah keatas ranjang kulihat cici sedang mendampingi anaknya yg tertidur sambil sesekali memberikan asi kepada anaknya,akupun memejamkan mata sebentar mengistirahatkan persendian ditubuhku,namun baru saja akan terlelap kulihat dicermin yg mengarah kekamar mandi cici sedang membuka bajunya,kemudian jeansnya tinggal bra dan cd hitam yg dikenakan ssuai permintaan aku tadi pagi,setelah itu ia mengambil handuk kemudian dililtkan ditubuhnya lalu ia keluar dari kamar mandi dan menghampiriku yg masih tiduran diatas ranjang lalu aku pura2 memejamkan mataku dia mendekatiku kemudian mencium bibirku,mungkin dia pikir aku akan terbangun mendapat ciuman dibibir padahal kontolku sudah tegak waktu kulihat dia sedang membuka baju tadi,kurasakan dia menjauh dari wajahku kubuka mataku akupun tersentak ketika dia sedang mencoba membuka ikat pinggangku lalu kubangun dari ranjangku yg membuat cici pun tersentak“apa yg kamu lakukan teh..??”tanyaku“..aku ga bisa menahan libidoku waktu kamu tidur tadi,,aku ingin ngewe samaa kamu..”jawabnya“..teh..memang kamu sudah kepengen banget ngewe,jujur tadi aku jg sempet ngintip kamu lagi ganti baju cuma koq pintunya ga ditutup aku pikir kamu mau mandi makanya aku diam aj..”“..sengaja memang aku ga tutup pintu kamar mandi supaya kamu ngeliat dan menyusulku kekamar mandi tapi lama kutunggu kamu malah tidur ya sudah aku cium bibir kamu tidak ada reaksi kemudian kuberanikan diri untuk membuka ikat pinggang kamu eehh..kamu malah terbangun..!!”“..ya sdh klo emang teteh mau ngewe sama aku sebentar aku mau mandi dulu klo teteh mau mandi bareng2 aja ga papa koq..”“..duluan nanti aku nyusul aku liat anak aku dulu..”Lalu aku beranjak dari ranjangku kemudian berjalan kearah kamar mandi,lumayan agak besar kamar mandinya ditambah bathtub dan air hangat,kuputar kran dibathtub, ingin sekali berendam air hangat pikirku biar rileks,kubuka baju dan jeansku kemudian terakhir cdku,kuremas kntolku yg tegang kukocok pelan,sambil menunggu air yg mengisi bathtub setelah bathtub terisi kumasukkan tubuhku kedalam bathtub yg telah terisi air hangat“..hufftt..nyman sekali berendam dibathtub ini..”gumamkutak lama cici masuk kekamar mandi tanpa sehelai benang ditubuhnya dan langsung masuk kedalam bathtub“..teh,,anaknya udah dijagain bantal belum nanti klo jatuh gmn..??”“..sudah..kamu tenang aja,aku ga tahan mau ngewe sama kamu..”kemudian cici menyuruhku untuk duduk dipinggiran bathtub lalu menghisap kontolku yg panjang sekitar 18cm,tak ada kesalahan dalam menghisap kontolku semua dilakukan dengan lihainya,akupun mendesah penuh kenikmatan“..oohh..eehmm..enak teh..trus teh..trus teh..trusss…aahh..”desahkusumpah nikmat sekali kulumannya tak ada setiap inchi dari kontolku yg terlewat,kontolku seperti diaduk-aduk oleh lidahnya tanpa ada rasa nyeri ataupun terkena gigi“..sudah dulu teh,,gantian sini aku jilatin nonok teteh..”dia pun duduk dipinggiran bathtub kemudian melebarkan kakinya,terlihaat memeknya yg ditumbuhi bulu yg sangat lebat,kusibakkan jembutnya kemudian kujilati itilnya yg membesar tak kupedulikan reaksi wajahnya yg mulai terangsang dengan menggigit bibirnya,kusodok liang nonoknya dgn lidahku,kugigit klentitnya,kuhisap nonoknya beberapa saat kemudian pantatnya dinaikkan membenamkan wajahku kedalam nonoknya sesekali menggeliat dan mendesah dengan nafasnya yg tidak beraturan“..uuhhh..oohh…aku keluaaaaarrrrrr..”pekiknya sambil merapatkan pahanya dan menekan nonoknya kewajahkukujilati cairan nonoknya kusapu dengan lidahku,sungguh nonok yg indah sudah nikmat wangi pula sepertinya dia rajin merawat nonoknyamasih dalam keadaan bugil kubimbing dia keranjang kusuruh dia menghisap kembali kontolku yg masih berdiri tegak dari taditak lama cici memberi isyarat untuk meminta nonoknya dimasuki oleh kontolku,dia berdiri menaiki ranjang ku kemudian mengarahkan nonoknya kekontolku dengan posisi w o t dituntunnya kontolku kenonoknya kemudian “blleeesss..”kontolku telah masuk penuh kedalam nonoknya,digoyangkan pantatnya,lalu menarik tanganku untuk meremas-remas toketnya yg besar kupilin2 pentilnya yg sdh mengeras,kemudian aku bangkit namun kontolku masih tertanam didalam nonoknya cici,kuhisap toketnya lalu kugigit pentilnya“..oohhh..oohh..eehmm..enak aa jgn dilepas aa..hisap trus aa..aahhh..uuhh..ngewe enak banget…oohhh…aahhh…uuhhh..”cici pun meracau keenakan“..oohhh..aahhh…teh,,nonoknya enak tehh..peret banget…ahh..”kami terus ngewe sesekali merubah posisi kadang doggy style,aku diatas hingga posisi 69 entah sdh beberapa kali cici orgasme,aku masih bertahan karena sebelumnya aku mengusapkan beberapa tetes minyak gambir kekontolku yg berkhasiat membuat lama ngewe namun terasa panas disekitar kepala kontolku,rasa panas itu tak kuhiraukan kalah oleh panasnya permainan aku dan cici,menjelang akhir kucepatkan tempo penetrasiku“..ahhh..oohhh..aku mau keluar teh,,dibuang dimana nih..??”sambil kusodok kontolku dengan cepat dan dalam posisi doggy style pula“..buang dinonokku aja..aku jg mau keluar lagi..”“..kita kluarin bareng aj teh..aahh..uuhh..”“..crooottzz…crrroottttzzz…crrootsss..crottttz z..”nikmatnya eehhmm..”diraihnya kontolku kemudian dijilati oleh cici sampai bersih dari pejuku yg bercampur cairan nonoknya cici dan belepotan disekitar kontolku,kemudian kami saling membersihkan diri dikamar mandi,sambil menunggu anaknya yg masih tertidur akupun berfoto-foto msh dengan keadaan telanjang memperlihatkan alat kelaminnya masing2,yg nantinya foto akan kuperlihatkan ketemanku sebagai bukti taruhan,namun kubilang ke cici akan kujadikan koleksi pribadi dan cici pun menyetujuinya.

 

Share this post
Repost0
June 26 2012 2 26 /06 /June /2012 12:12

302183 121068424669303 651735004 nHallo Nia.."
"Iya Man pa kabar?"
"Baik, kamu ada dimana?"
"Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..", katanya
"Ehmm.. di daerah mana?" tanyaku.
"Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang"
"Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya" kataku
"Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..", katanya lagi
"Lho, emang aku mau diapain?", tanyaku penasaran
"Mau diperkosa rame-rame siap nggak?"
"Siapa takut..", jawabku sekenanya

Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.
"Hallo Nia, aku dah di depan nih..", kataku
"Ok aku keluar ya, sabar.."

Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.
"Iya, ada apa?", jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
"Firman ya..", kata dia.
"Iya", kataku.
"Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..", katanya dengan senyum nakalnya.
"Oh.. yuk", jawabku agak sedikit tergagap.

Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula.

Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly. Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga "Adekku" langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku. Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..
Bless.., "Aah..", desah Nia.
Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.
"Ahh.. enak Man terus Man ohh.." desah Melly.
"Ahh.. ohh.sst" desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.
"Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst" racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.
"Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh.." racau Dita.
Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.
"Ahh.. Man aku keluar Man ah.." desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.

Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, "Man ahh.. aku keluar Man.. ah.." sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.
"Man aku keluar Man ah.. sst ahh.." racaunya.
Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..
"Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah.." desahnya.
Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya
"Ohh yess ohh lick it honey oh.." desah Ayu.
Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks.

Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.
"Ahh.. pelan-pelan Man sakit"
Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu
"Ahh Man sakit ah.." desah Ayu.

Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.
"Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man.." racau Ayu.
Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.
"Man aku keluar Man ohh.. Man.."
Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.
"Ahh Man aku keluar lagi Man ah.." dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.
"Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh.." racaunya.
"Enak Mel, aah.. esst ahh", racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang 'empot ayam'.
Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata, "Man aku mau keluar Man.. Man ahh"
"Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh" kataku.
Akhirnya, "Man gue nggak kuat Man ah..", ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
"Ahh gue juga Mell ah..", crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.
Maka seketika itu juga aku langsung meracau, "Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit"
Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari 'peperangan' tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

Terus dia menggoyangkan pinggulnya.
"Ahh.. esst enak Man ah.."
Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.
"Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh.."
Akhirnya, "Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot.."
Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra "Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang" katanya.
"Emang Nia bilang apa?" tanyaku penasaran.
"Kontolku kamu enak, kamu bisa bikin ceweq ketagihan nanti lagi ya" katanya.
Aku hanya tersenyum dan memeluk dia.

Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian. Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.

Share this post
Repost0
August 6 2010 5 06 /08 /August /2010 07:05

KISAH PERSELINGKUHAN SEORANG PNS…… AKU GAULI BAWAHANKU

532358 436202329743557 497492866 nPerkenalkan namaku WIDJI RUBIANTORO saat ini, sudah beristeri dan bekerja sebagai PNS DI SUDIN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL JAKARTA BARAT. Rumahku terletak di pinggiran kota Jakarta yang bisa disebut sebagai cipondoh sebagai PNS aku memang banyak waktu untuk prig keluar kantor denagn alas an kerjaan. Sehingga aku bias leluasa pergikemanapun saat jam tugas dengam alas an ada pekerjaan diluar kantor ,seperti yang saya lakukan sejak saya bertugas di kelurahan DURI KEPA dan KEDOYA SELATAN,orang taunya saya pergi ke kecamatan atau sudin padahal saya pergi ke hotel sama selingkuhan saya.hotel favorit saya adalah permata buana di sawangan dan hotel di gintung ,karena tempatnya cukup didalam dan tidak mencolok dari luar.sebut saja namanya bunga (samaran )….dia cewk selingkuhanku yang waktu itu statusnya masih istri orang,awal ketemu karena dia juga bekerja sebagai karyawan honorer di kelurahan durikepa. inilah yang menjadi ‘pemeran utama’ dalam ceritaku ini.

Kau sudah lama kerja di kelurahan duri kepa ,begitumasuk bunga hatiku langsung pingin menggodanya.. bunga berumur 28 tahun, dia sudah  belum bersuami anaknya satu. Wajahnya tidak cantik, kulitnya putih. Tapi yang menarik dari bunga ini adalah bodynya, seksi sekali. Tinggi kira-kira 164 cm, dengan pinggul yang bulat dan dada berukuran 36. Kulitnya putih bersih. Sering sekali aku memperhatikan kemolekan tubuh bunga ini, sambil membandingkannya dengan tubuh isteriku yang sudah agak mekar.

Hari itu,aku dating ke kantor lebih pagi,sampai dikantor masih sepi,hanya tukang sapu yang sedang membersihkan halaman kelurahan,aku langsung masuk ke ruanganku,aku lihat bunga sudah ada di ruang perpustakaan….aku batalkan niatku masuk keruanganku ,langsung aku hampiri bunga di perpustakaan.dan seperti biasa, mataku langsung melihat tonjolan pinggul dan pantatnya juga dadanya yang aduhai itu.
“Ini Pak, pak mau baca buku apa sih ?”
Rupanya dia ngerasa juga kalau aku sedang memperhatikan pantat dan dadanya.
“Pak Widji ngeliatin apa sih” Tanya bunga.
Karena selama ini aku sering juga bercanda sama dia, akupun menjawab,
“Ngeliatin pantat kamu bunga. Kok bisa seksi begitu sih bunga?”
“Iiih Bapak, kan Ibu diana juga pantatnya gede”
“Iya sih, tapi kan lain sama pantat kamu bunga”
“Lain gimana sih Pak?” tanya bunga, sambil matanya melirik kearahku.
Aku yakin, saat itu memang bunga sedang memancingku untuk kearah yang lebih hot lagi.
Merasa mendapat angin, akupun menjawab lagi, “Iya, kalo Bu diana kan cuma menang gede, tapi tepos”
“Terus, kalo saya gimana Pak?” Tanyanya sambil melirik genit.
Kurang ajar, pikirku. Lirikannya langsung membuat tititku berdiri.
Langsung aku berjalan kearahnya, berdiri di belakang bunga yang masih sibuk sambil membereskan buku di rak.
“Kalo kamu kan, pinggulnya gede, bulat dan kayaknya masih kencang”, jawabku sambil tanganku meraba pinggulnya.
“Idih Bapak, emangnya saya motor bisa kencang” sahut bunga, tapi tidak menolak saat tanganku meraba pinggulnya.
Mendengar itu, akupun yakin bahwa bunga memang minta aku ‘apa-apain’.
Akupun maju sehingga tititku yang sudah berdiri dari tadi itu menempel di pantatnya. Adduuhh, rasanya enak sekali karena bunga memakai rok berwarna abu-abu (seperti rok anak SMU) yang terbuat dari bahan cukup tipis. Terasa sekali tititku yang keras itu menempel di belahan pantat bunga yang, seperti kuduga, memang padat dan kencang.
“Apaan nih Pak, kok keras? tanya bunga genit.
“Ini namanya sonny bunga, sodokan nikmat” sahutku.
Saat itu, rupanya buku-buku sudah rapi disusun, dan dia bersandar ke dadaku, sehingga pantatnya terasa menekan tititku. Aku tidak tahan lagi mendapat sambutan seperti ini, langsung tanganku ke depan, ku remas kedua buah dadanya. Alamaak, tanganku bertemu dengan dua bukit yang kenyal dan terasa hangat dibalik kaos dan branya.

Saat kuremas, bunga sedikit menggelinjang dan mendesah, “Aaahh, Pak” sambil kepalanya ditolehkan kebelakang sehingga bibir kami dekat sekali. Kulihat matanya terpejam menikmati remasanku. Kukecup bibirnya , dia membalas kecupanku. Tak lama kemudian, kami saling berpagutan, lidah kami saling belit dalam gelora nafsu kami. TItitku yang tegang kutekantekankan ke pantatnya, menimbulkan sensasi luar biasa untukku (kuyakin juga untuk bunga).
Sekitar lima menit, keturunkan tangan kiriku ke arah pahanya. Tanpa banyak kesukaran akupun menyentuh CDnya yang ternyata telah sedikit lembab di bagian memeknya.
Kusentuh memeknya dengan lembut dari balik CDnya, dia mengeluh kenikmatan, “Ssshh, aahh,

Pak Widji, paak.. jangan di diperpustakaan dong Pak”
dan akupun mengajak bunga ke hotel transit di deketkantor saya sampai di kamar, bunga langsung memelukku dengan penuh nafsu, “Pak, bunga sudah lama lho pengen ngerasain punya Bapak”
“Kok nggak bilang dari dulu bunga?” tanyaku sambil membuka baju dan roknya.
Dan.. akupun terpana melihat pemandangan menggairahkan di tubuh bunga ini.
Kulitnya memang tidak putih, tapi mulus sekali. Buah dadanya besar tapi proporsional dengan tubuhnya. Sementara pinggang kecil dan pinggul besar ditambah bongkahan pantatnya bulat dan padat sekali. Rupanya bunga tidak mau membuang waktu, diapun segera membuka kancing bajuku satu persatu, melepaskan bajuku dan segera melepaskan celana panjangku.

Sekarang kami berdua hanya mengenakan pakaian dalam saja, dia bra dan CD, sedangkan aku hanya CD saja. Kami berpelukan, dan kembali lidah kami berpagut dalam gairah yang lebih besar lagi. Kurasakan kehangatan kulit tubuh bunga meresap ke kulit tubuhku. Kemudian lidahku turun ke lehernya, kugigit kecil lehernya, dia menggelinjang sambil mengeluarkan desahan yang semakin menambah gairahku, “Aahh, Bapak”.
Tanganku melepas kait branya, dan bebaslah kedua buah dada yang indah itu. Langsung kuciumi, kedua bukit kenyal itu bergantian. Kemudian kujilati pentil bunga yang berwarna coklat, terasa padat dan kenyal (Beda sekali dengan buah dada isteriku), lalu kugigit-gigit kecil pentilnya dan lidahku membuat gerakan memutar disekitar pentilnya yang langsung mengeras.

Kurebahkan bunga ditempat tidur, dan kulepaskan CDnya. Kembali aku tertegun melihat keindahan kemaluan bunga yang dimataku saat itu, sangat indah dan menggairahkan. Bulunya tidak terlalu banyak, tersusun rapi dan yang paling mencolok adalah kemontokan vagina bunga. Kedua belah bibir vaginanya sangat tebal, sehingga klitorisnya agak tertutup oleh daging bibir tersebut. Warnanya kemerahan.
“Pak, jangan diliatin aja dong, bunga kan malu” Kata kata.
Aku sudah tidak mempunyai daya untuk bicara lagi, melainkan kutundukkan kepalaku dan bibirkupun menyentuh vagina Enny yang walaupun kakinya dibuka lebar, tapi tetap terlihat rapat, karena ketebalan bibir vaginanya itu. bunga menggelinjang, menikmati sentuhan bibirku di klitnya. Kutarik kepalaku sedikit kebelakang agar bisa melihat vagina yang sangat indah ini.
“bunga, memek kamu indah sekali, sayang”
“Pak Widji suka sama memek bunga? tanya bunga.
“Iya sayang, memek kamu indah dan seksi, baunya juga enak” jawabku sambil kembali mencium dan menghirup aroma dari vagina bunga.
“Mulai sekarang, memek bunga cuma untuk Pak Widji” Kata bunga.
“Pak Wiji mau kan?”
“Siapa sih yang nggak mau memek kayak gini bunga?” tanyaku sambil menjilatkan lidahku ke vaginanya kembali.
bunga terlihat sangat menikmati jilatanku di klitorisnya. Apalagi saat kugigit klitorisnya dengan lembut, lalu lidahku ku masukkan ke liang kenikmatannya, dan sesekali kusapukan lidahku ke lubang anusnya.
“Oooh, sshshh, aahh.. Pak Widji, enak sekali Pak. Terusin ya Pak Widji sayang”
Sepuluh menit, kulakukan kegiatan ini, sampai dia menekan kepalaku dengan kuat ke vaginanya, sehingga aku sulit bernafas”Pak Widji.. aahh, bunga nggak kuat Pak.. sshh”Kurasakan kedua paha bunga menjepit kepalaku bersamaan dengan itu, kurasakan vagina bunga menjadi semakin basah. bunga sudah mencapai orgasme yang pertama. bunga masih menghentak-hentakkan vaginanya kemulutku, sementara air maninya meleleh keluar dari vaginanya. Kuhirup cairan kenikmatan  bunga sampai kering. Dia terlihat puas sekali, matanya menatapku dengan penuh rasa terima kasih. Aku senang sekali melihat dia mencapai kepuasan.
Tak lama kemudian dia bangkit sambil meraih kemaluanku yang masih berdiri tegak seperti menantang dunia. Dia memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya, dan mulai menjilati kepala kemaluanku. Ooouugh, nikmatnya, ternyata bunga sangat memainkan lidahnya, kurasakan sensasi yang sangat dahsyat saat lidahnya itu mengenai batang kemaluanku. Agak sakit tapi justru sangat nikmat. bunga terus mengulum kemaluanku, yang semakin lama semakin membengkak itu. Tangannya tidak tinggal diam, dikocoknya batang kemaluanku, sambil lidah dan mulutnya masih terus mengirimkan getaran-getaran yang menggairahkan di sekujur batang kemaluanku.
“Pak Widji, bunga masukin sekarang ya Pak?” pinta bunga.
Aku mengangguk, dan dia langsung berdiri mengangkangiku tepat di atas kemaluanku. Digenggamnya batang kemaluanku, lalu diturunkannya pantatnya. Di bibir vaginanya, dia menggosok-gosokkan kepala kemaluanku, yang otomatis menyentuh klitorisnya juga. Kemudian dia arahkan kemaluanku ke tengah lobang vaginanya. Dia turunkan pantatnya, dan.. slleepp.. sepertiga kemaluanku sudah tertanam di vaginanya. bunga memejamkan matanya, dan menikmati penetrasi kemaluanku.
Aku merasakan jepitan yang sangat erat dalam kemaluan bunga. Aku harus berjuang keras untuk memasukkan seluruh kemaluanku ke dalam kehangatan dan kelembaban vagina bunga. Ketika kutekan agak keras, bunga sedikit meringis. Sambil membuka matanya, dia berkata, “Pelan dong Pak Widji, sakit nih, tapi enak banget”. Dia menggoyangkan pinggulnya sedikit-sedikit, sampai akhirnya seluruh kemaluanku lenyap ditelan keindahan vaginanya.
Kami terdiam dulu, bunga menarik nafas lega setelah seluruh kemaluanku ‘ditelan’ vaginanya. Dia terlihat konsentrasi, dan tiba-tiba.. aku merasa kemaluanku seperti disedot oleh suatu tenaga yang tidak terlihat, tapi sangat terasa dan enaak sekali. Ruaar Biasaa! Kemaluan bunga menyedot kemaluanku!
Belum sempat aku berkomentar tentang betapa enaknya vaginanya, bungapun mulai membuat gerakan memutar pinggulnya. Mula-mula perlahan, semakin lama semakin cepat dan lincah gerakan bunga. Waw.. kurasakan kepalaku hilang, saat dia ‘mengulek’ kemaluanku di dalam vaginanya. bunga merebahkan badannya sambil tetap memutar pinggulnya. Buah dadanya yangbesar menekan dadaku, dan.. astaga.. sedotan vaginanya semakin kuat, membuat aku hampir tidak bertahan.
Aku tidak mau orgasme dulu, aku ingin menikmati dulu vagina bunga yang ternyata ada ‘empot ayamnya’ ini lebih lama lagi. Maka, kudorong tubuh bunga ke atas, sambil kusuruh lepas dulu, dengan alasan aku mau ganti posisi. Padahal aku takut ‘kalah’ sama dia.
Lalu kusuruh bunga tidur terlentang, dan langsung kuarahkan kemaluanku ke vaginanya yang sudah siap menanti ‘kekasihnya’. Walaupun masih agak sempit, tapi karena sudah banyak pelumasnya, lebih mudah kali ini kemaluanku menerobos lembah kenikmatan bunga.
Kumainkan pantatku turun naik, sehingga tititku keluar masuk di lorong sempit bunga yang sangat indah itu.
Dan, sekali lagi akupun merasakan sedotan yang fantastis dari vagina bunga. Setelah 15 menit kami melakukan gerakan sinkron yang sangat nikmat ini, aku mulai merasakan kedutan-kedutan di kepala tititku.
“bunga, aku udah nggak kuat nih, mau keluar, sayang”, kataku pada bunga.
“Iya Pak, bunga juga udah mau keluar lagi nih. Oohh, sshh, aahh.. bareng ya Pak Wiji.., cepetin dong genjotannya Pak” pinta bunga.
Akupun mempercepat genjotanku pada lobang vagina bunga yang luar biasa itu, bunga mengimbanginya dengan ‘mengulek’ pantatnya dengan gerakan memutar yang sangat erotis, ditambah dengan sedotan alami didalam vaginanya. Akhirnya aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi, sambil mengerang panjang, tubuhku mengejang.
“bunga, hh.. hh, aku keluar sayaang”
Muncratlah air maniku ke dalam vaginanya. Di saat bersamaan, bunga pun mengejang sambil memeluk erat tubuhku.
“Pak Widji, bunga juga keluar paakk, sshh, aahh”.
Aku terkulai di atas tubuh Bunga. bunga masih memeluk tubuhku dengan erat, sesekali pantatnya mengejang, masih merasakan kenikmatan yang tidak ada taranya itu. Nafas kami memburu, keringat tak terhitung lagi banyaknya. Kami berciuman.
“bunga, terima kasih yaa, memek kamu enak sekali” Kataku.
“Pak Widji suka memek bunga?”
“Suka banget bunga, abis ada empot ayamnya sih” jawabku sambil mencium bibirnya.
Kembali kami berpagutan.
“Dibandingin sama Bu Diana, enakan mana Pak?” pancing bunga.
“Jauh lebih enak kamu sayang”
bunga tersenyum.
“Jadi, Pak Widji mau lagi dong sama bunga lain kali. bunga sayang sama Pak Widji”
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum dan memeluk bunga. Sampai  sekarang jadi bunga masih menjadi kekasih gelapku.Untuk melancarkan hubungan ini,dan supaya tidakterlau mencolok ,maka saya minta pindah ke kelurahn kedoya selatan,dan bunga saya bawa menjadi karyawan honorer di tempat saya.langsung saya belikan motor,rumah beserta isinya yang setiap saat saya bias nginep disana.

Beberapa kali istri saya,dan temen temen kantor sempet curiga,tetapi karena kepandaian saya,sehingga semuanya bias teratasi sampai sekarang

Tiap kali saya mau ngewe sama dia tinggal saya bilangada keperluan ke sudin,dan bunga ijin pulang lebih awal.padahal bunga sudah aku suruh tunggu di rumah temanya di kelapa dua.

Sampai sekarang hubungan ini masih berlanjut,kurang lebih sudah 6 tahun lamanya bahkan bunga rela menceraikan suaminya demi saya.

 

Share this post
Repost0
May 1 2008 4 01 /05 /May /2008 11:58

426278 356835517723458 1693374239 nMenjelang akhir 1999 resesi ekonomi masih parah. Situasi ini membuat banyak perusahaan mengurangi karyawannya. Tapi beruntung di perusahaan saya hal seperti itu tidak terjadi. Memang banyak bisnis yang ditunda atau dibatalkan, tetapi kualitas karyawan malah ditingkatkan. Diantara program itu adalah pelatihan persiapan menghadapi Y2K tahun 2000 bagi seluruh karyawan. Karena banyak pesertanya, pelatihan dilakukan sampai 10 gelombang, dengan jumlah 40 peserta di setiap gelombang. Setiap pelatihan memakan waktu 4 hari, dan dilakukan dua minggu sekali. Sebagai staf yang bekerja di bagian personalia, tugas saya adalah menghubungi tempat latihan.

Saat itu banyak tempat latihan yang menawarkan harga miring. Mungkin mereka banting harga karena krisis ekonomi menyebabkan tempat mereka jadi sering kosong. Kami memilih salah satu tempat pelatihan di puncak. Pelatihan pun berjalan lancar sampai gelombang ke empat. Di setiap akhir pelatihan, saya selalu pulang terakhir, bahkan menginap satu malam lagi, untuk mengurus adminsitrasi. Tiba di gelombang V terjadilah kisah ini.

Menjelang acara penutupan yang biasanya dilakukan jam 4 sore, seorang karyawati bagian humas, sebut saja namanya Srini dan saya biasa memanggilnya si Cantik, mendekati saya dan minta ijin untuk tinggal di kamarnya lebih lama karena suaminya akan menjemput sekitar jam delapan malam. Padahal acara biasanya berakhir pukul 5 sore. Setelah saya diskusikan dengan manajemen yang mengelola tempat pelatihan, mereka mengijinkan, tapi hanya satu bungalow saja. Itu berarti Srini harus pindah ke bungalow yang biasa disediakan untuk panitia. Untungnya bungalow di tempat pelatihan itu bertingkat dua, sehingga Srini bisa menempati tingkat atas, sementara tempat panitia termasuk aku ada di lantai bawah. Tanpa menunggu acara penutupan, iapun memindahkan barangnya yang sudah dikemas dalam tas.

Acara penutupan berakhir dan Srini meminta kunci bungalow untuk menunggu suaminya disana. Karyawan lain peserta pelatihan pulang dengan mobil yang disediakan perusahaan. Sedangkan saya harus membereskan berbagai peralatan. Saya kembali ke bungalow setelah para driver berangkat ke Jakarta membawa peralatan. Driver yang biasa mengantar sayapun ikut, karena banyaknya peralatan yang harus dibawa hari itu, dan ia berjanji akan menjemput saya esok pagi. Itu artinya saya harus menginap lagi. Dengan setumpuk dokumen saya kembali ke bungalow sekitar jam tujuh malam dan mendapati si Cantik tengah nonton TV di lantai bawah. Ia memakai jeans dan kaos yang dibalut dengan jaket. Rambutnya sebahu dan disisir rapi, seperti pragawati saja. Ia tersenyum melihat saya masuk sambil terus nonton TV.

Wajah bulatnya kian manis ketika tersenyum. Dia tanya kapan saya akan pulang ke Jakarta. Saya bilang mungkin besok, karena banyak yang harus saya urus. Dia mengajak saya pulang bersama suaminya yang sebentar lagi datang. Saya bilang terima kasih, tapi saya biasa mengerjakan tugas akhir sampai jam sebelas malam. Hubungan saya dengan si Cantik ini memang baik, bahkan boleh dikatakan akrab. Saya pun mengenal suaminya, yang bekerja di suatu perusahaan komputer milik asing, karena sering menjemputnya di kantor. Jika suaminya tidak menjemput saya sering dititipkan untuk mengantarnya pulang naik bis, karena rumah kami satu arah. Si Cantik ini memiliki tubuh yang ramping, meskipun ia sudah punya satu anak. Keistimewaannya ada pada bibirnya yang ranum dan matanya yang cerah. Aku mengambil HP dan menelpon istriku, untuk memastikan semua baik-baik saja di rumah dan memberitahu bahwa aku akan pulang esok hari. Lalu aku mengambil handuk dan mandi.

Si Cantik menggodaku dengan mengatakan bahwa pantas bungalow ini harum, rupanya ada yang belum mandi. Aku bilang bungalow ini harum karena ada bidadari masuk dan nonton TV. Tiba-tiba HP Srini berdering.
"Ya, Mas ada dimana sekarang?"
"Lho katanya jam delapan"
"Saya di tempat panitia. Ada Mas Riki."
"Besok pagi, sekitar jam.."
Ia menoleh ke arahku.
"Mas Riki besok pulangnya jam berapa?"
"Aku.. Biasanya jam 10. Kalau urusan udah beres"
"Jam sepuluh katanya. Memangnya kenapa?"
"Oke deh. Kutunggu yach? Nanti telepon lagi"
Ia menoleh kembali ke arahku.

"Mas Riki, kata Mas Samsi dia mungkin terlambat, sekitar jam 10 dia baru sampai. Katanya banyak kerja yang harus ia selesaikan. Nggak apa-apa kan sampai jam 10?"
"Ah, nggak apa-apa. Mau nginep disini juga boleh" jawabku sambil senyum nakal.
"Wah, bisa berabe." Katanya.
"Kenapa?" tanyaku selidik.
"Dua-duaan satu bungalow. Apa orang nggak curiga?" tanyanya balik sambil nyengir.
"Biar aja, yang penting kita nggak ngapa-ngapain.." jawabku sambil masuk ke kamar mandi.

Kamar mandi bungalow ini bagus, meskipun terbuat dari kayu. Aku merasakan dingin mulai menusuk. Angin terasa masuk dari celah kayu. Aku harus mandi, agar rasa dingin berkurang. Sambil bersiul aku mengguyur badanku dengan air dan menggosoknya dengan sabun.. Selesai mandi aku duduk di depan laptop yang ada di kamarku dan memasukkan data. Aku memakai training dan kaos dengan jaket tipis kesukaanku. Aku teringat sesuatu.

"Mbak sudah makan?" tanyaku agak keras, karena dari kamar.
"Gampanglah nanti saja."
"Kita makan yuk. Daripada nanti pulang malam-malam cari makanan susah."
"Dimana?"
"Di kantin."
"Yuk deh." Katanya sambil mematikan televisi.
Kamipun makan. Di luar grimis sehingga kami harus berlari-lari kecil agar tidak basah. Meskipun bungalow gratis, makan harus tetap bayar. Srini ingin membayar, tapi aku mendahuluinya. Pulang makan ia kembali nonton TV dan aku pun kembali bekerja. Jam setengah sepuluh HP Srini kembali berdering.

"Ya mas, sudah sampai dimana?"
"Lho, lalu kapan kesininya?"
"Ya nggak apa-apa sih, tapi apa benar nggak bisa ditinggal?"
"Ada.. Mas Riki," ia memanggilku.
"Ini Mas Samsi mau ngomong."
"Hallo, Mas Samsi, apa kabar?"
"Baik. Gini Mas Riki. Saya berencana menjemput Srini malam ini. Tapi dari sore saya nggak bisa keluar. Ada perusahan client kami yang servernya down. Kayaknya saya harus begadang untuk memperbaikinya. Tolong titip Srini dong supaya ia bisa nginap disitu."

"Oh.. silakan. Nggak masalah koq. Dia bisa tidur di kamar atas."
"Anda pulang besok jam berapa?"
"Sekitar jam sepuluh. Biasanya urusan administrasi selesai jam segituan"
"Kalau saya nggak bisa jemput, titip sekalian antar ya. Ada kendaraan?"
"Ada, kendaraan kantor."
"Iya deh. Titip ya. Saya telepon lagi besok."
"Ya."
Tek. telepon ditutup. Saya mengembalikan HP sambil senyum.
"Apa saya bilang, harus nginep kan?"
"Emangnya kenapa?" Tanyanya membalas senyumku.
"Ah, agak apa-apa. Cuma ngeri aja."
"Emangnya ada apa?"
"Sudah empat hari nggak ketemu istri nih." Jawabku menggoda.

"Mas bisa aja, saya kira ada apa. Kalau itu sih saya juga sama. Kan sama-sama disini sejak hari Rabu. Apalagi kalau Mas Samsi nggak pulang besok."
"Sering nggak pulang begitu?"
"Wah sering banget."
"Kesepian dong." Ia tersenyum.
"Makanya kalau lagi ada kesempatan dipuas-puasin." Kami tertawa.
"Sampe berapa rit?" "Ya, sekuatnya. Kadang-kadang sampai empat.. udah ah, jadi ngelantur. Aku tidur ya?"
"Silakan.. Saya masih harus mengerjakan beberapa file. Kalau ingin minum turun aja. Di dapur ada aqua."

"Makasih ya?!"
"Ngomong-ngomong.." Ia berhenti melangkah.
"Apa Mas?" Aku tersenyum
"Kuat amat sampe empat rit?!"
"Husy.. udah ah!" Ia pun naik ke kamar atas sambil tersenyum memandangku.
Aku mengerdipkan mata. Eh, dia membalasnya. Aku tidak tahu arti kedipan mata itu. Aku terus bekerja sampai selesai. Kulihat jam menunjukkan 23.30. Waktunya tidur, pikirku. Aku merebahkan badanku sambil menerawang, mengingat-ingat kejadian tadi. Si Cantik itu membalas kerdipan mataku, seolah-olah mengerti sesuatu. Jangan-jangan ia memang naksir aku. Kalau memang naksir, sama dong denganku. Aku sudah lama memperhatikannya di kantor. Tapi ia seolah tidak perduli.

Akupun harus menahan diri, karena aku sudah beristri. Tetapi rasa ketertarikan itu tidak bisa dibohongi. Karena itu aku seing mampir di mejanya untuk sekedar ngobrol atau minta makanan kecil. Ia cuek saja dan ngobrol sekenanya. Di luar angin bertiup kencang dan menimbulkan suara gesekan daun dan ranting pohon. Dari celah kaca jendela kudengar suara menderu. Suara hujan gerimis terdengar. Tiba-tiba kudengar pintu kamarku diketuk.
"Siapa?" tanyaku gugup.
"Saya, Srini."
Aku membuka pintu. Ia berdiri dan nampak pucat. Rambutnya agak kusut.
"Saya takut. Suara angin kencang sekali di atas."
"Jadi?" Tanyaku bodoh
"Aku mau tidur disini. Kan ada dua tempat tidur"
"Hah?!" Aku kaget bukan kepalang.
"Jangan!"

"Abis aku takut." Ia masuk tanpa minta ijin.
Dan terus saja berbaring di tempat tidur sebelah meja kerjaku. Aku blingsatan jadinya. Dalam hati sebenarnya aku senang, tapi aku khawatir kalau-kalau Samsi datang tengah malam. Bisa gawat. Akhirnya kuputuskan untuk tidur di sofa, sedangkan ia tidur di kamarku. Ia setuju. Baru kira-kira sejam aku tertidur, ia membangunkanku.
"Sorry Mas, aku takut" katanya.

"Mas Riki tidur di kamar saja sama aku. Nggak apa-apa koq."
Akhirnya kuturuti juga permintaanya. Aku pindah kembali ke tempat tidurku. Kulihat jam menunjukkan hampir pukul satu. Aku tidur menghadap dinding kayu. Ia pun begitu. Tapi dengan ada wanita lain di kamarku aku malah tidak bisa tidur. Aku berusaha tapi sia-sia saja. Jantungku deg-degan. Antara senang dan takut. Aku merasa inilah kesempatan buatku. Tapi rasa takut membuatku tidak enak. Akhirnya aku pura-pura mendengkur. (Tidur miring koq mendengkur). Tidak lama kemudian terdengar suara kasurku tertindih tubuh lain. Lembut. Dan yang membuat aku kaget adalah ada tangan yang memelukku dari belakang. Ini pasti si Cantik. Jantungku berdegup kencang. Aku berusaha agar terlihat tertidur. Tapi sia-sia saja.

"Mas Riki.." panggilnya berbisik.
"Belum tidur kan?"
"Hmm.." jawabku pendek.
Aku berbalik. Ia menggeser mundur.
"Kenapa sih?" Ia tidak menjawab, tapi memandangku sayu.
"Ayo tidur. Nanti kesiangan bangunnya."
Ia menggeleng. Matanya terus menatapku. Aku pura-pura ingin berbalik, tapi tangannya menarik badanku agar tetap menatapnya. Kami saling bertatapan. Lama. Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku, sampai akhirnya bibirnya yang ranum itu mencium bibirku. Lembut. Aku tak kuasa lagi menolak. Tapi aku masih berpikir, apa aku harus melakukannya dengannya. Bagaimana kalau Samsi datang pagi buta dan mendapati istrinya tidur di kamarku? Bibirnya mencium bibirku lagi. Kali ini ia melingkarkan kaki kirinya di pinggulku. Ini cewek ngajak main, pikirku. Tapi aku masih pasif.

"Mas.." bisiknya.
Aku menatapnya, meminta kepastian. Ia mengangguk. Ketika ia menciumku ketiga kali, aku membalas. Masa bodoh dengan si Samsi, pikirku. Kalau ada kesempatan kenapa tidak dimanfaatkan? Kami berpagutan lama. Bibirnya seperti tidak puas-puasnya menyedot, menggigit-gigit bibirku. Lidahnya liar berkali-kali memasuki mulutku. Aku membalasnya dengan kegairahan yang sama. Terus tangannya berkeliaran kesana-sini sampai ke selangkanganku dan menangkap bendaku yang mulai mengeras. Ia kaget dan berhenti mengulum bibirku.
"Nggak pakai CD ya?" tanyanya kaget. Alisnya mengerut.
"Sengaja" jawabku seenaknya. Ia kembali memagutku dengan ganas sambil memasukkan tangan kirinya ke dalam trainingku, meremas batangku dengan gemas. Lalu mengelusnya lembut. Ia berhenti lagi.
"Punya Mas besar banget" bisiknya.
"Gede mana dengan punya Mas Samsi?"
"Gedean ini. Lagian lebih panjang."
Kami tertawa dan meneruskan pagutan kami. Giliran aku yang bekerja sekarang. Aku selangkangannya dengan tangan kananku. Ternyata kancing dan resleting celana jeansnya telah terbuka. Aku terus saja menerobos kedalam celana dalamnya. Kurasakan bulu kemaluannya kriting dan lebat menyentuh lembut telapak tanganku. Jariku menyentuh klitorisnya, lalu menggosoknya berputar. Ia semakin bergairah. Ciuman kami semakin ganas. Lalu kugunakan jariku untuk mengelus celah vaginanya diantara bibir dua vaginanya yang menyembul indah, sambil mencari lubangnya. Kata orang, bibir vagina yang gembul ini menimbulkan rasa yang lebih nikmat terhadap zakar disetubuhi. Ketika jariku menemukan lubangnya, kurasakan sudah ada cairan yang membasahinya. Aku mencoba menusuknya dengan satu jari. Bibir Srini jadi terbuka merasakan kenikmatannya.

"Ahh.." katanya Lalu memagutku kembali.
Aku lalu memaju mundurkan jariku yang mulai basah oleh cairan vaginanya. Tangannya jadi semakin keras mengurut kermaluanku. Tiba-tiba ia berhenti. Lalu berdiri dan membuka seluruh pakaiannya sampai celana dalamnya sehingga bugil. Akupun tak mau ketinggalan. Kubuka seluruh pakaianku, sehingga ketika celana dalam kuperosotkan, batang kemaluanku menyembul keras. Srini tertawa melihatnya.
"Hebat.." Katanya.
Ia lalu berbaring telentang dan mengajakku naik diatasnya. Aku menatapnya penuh nafsu. Jantungku terus berdegup kencang. Nafaskupun sudah memburu. Tubuhnya langsing, putih-mulus dan padat. Payudaranya mungil dan kencang. Mimpi apa aku semalam sehingga dapat rejeki nomplok begini. Tanpa nunggu waktu akupun naik ke atasnya. Ia membuka kakinya dan seketika terlihat vaginanya yang berwarna kecoklatan ditengah bulu lebatnya, membuka untukku. Aku memeluknya erat dan bibirku kembali mengulum bibirnya. Ia menyambutnya dengan nafsu yang sama. Dengan satu tangan ia memegang batang zakarku yang sudah tegak dan membimbingnya ke arah vaginanya. Tiba di mulut vaginanya aku mendorongnya perlahan. Meskipun basah, batangku agak susah masuk, karena agak sempit.

"Ahh.." Desahnya.
"Teruss hh.. Punyamu besar.. owww.. enak"
Kulihat mata Srini setengah membuka. Nampaknya ia amat menikmati persetubuhan ini. Aku menekan lagi. Baru setengahnya aku cabut. Tapi tangannya yang satu menekan pantatku. Lalu kedu akakinya melingkari pinggangku. Lengkap sudah. Aku memasukkan zakarku kembali dan mendorongnya lebih kuat. Dua pertiga masuk. Kucabut. Lalu kumasukkan lagi dengan tekanan yang lebih kuat. Akhirnya batangku amblas ditelan vaginanya. Tak terkatakan rasa nikmat yang kudapatkan. Aku menciumi wajah bibir dan dadanya. Kuhisap dengan ganas. Kadang-kadang kupelintir puting susu yang agak kehitaman itu dengan bibirku dan ia mengerang nikmat.

"Ahh.. aw.. Ohh.. ohh. Cabut dong."
"Ahh.." Aku cuma mendesah nikmat.
Aku mulai menarik batangku. Ia mengerang. Lalu kutekan lagi. Akhirnya dengan lancar kukayuh batangku mengocok vaginanya. Terdengar suara keplokan saat selangkangan kami beradu. Srini mengerang-ngerang tiada henti.
"Awww.. ahh ..owww.. eenakk.. aduhh.. teruss..shh..uhh.. uhh.. awww.."
Aku merasakan batangku diurut oleh vaginanya yang sempit dan kencang itu. Geli dan enak. Tak terkira nikmatnya. Dan aku masih saja menggenjot ketika ia menurunkan kedua kakinya ke kasur. Dengan bertumpu pada pijakan kakinya ia menggoyang pinggulnya berputar-putar mengikuti ayunan batangku keluar masuk liang nikmatnya. Luar biasa. Penisku terasa dipelintir.

Si Cantik ini rupanya tahu cara menciptakan kenikmatan dan kepuasan bagi laki-laki. Sayang sekali Samsi terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat memenikmatinya setiap saat. Kalau aku jadi dia, mendingan cari kerja lain yang bisa pulang sore dan menikmatinya. Sambil mernggoyang pinggulnya ia menarik tangan kananku untuk meremas dada kirinya. Sedangkan dada kanannya masih dalam mulutku. Kuhisap mesra dan kutarik-tarik dengan bibirku. Tiba-tiba goyangannya berubah semakin kencang. Tangannya pun pindah ke rambutku dan menarik-narik dengan liar. Mulutnya semakin keras mengerang. Nafasnya semakin memburu. Keringatnya semakin banyak. Rupanya ia hampir orgasme. Akupun ingin keluar. Aku tidak tahu kenapa secepat ini. Biasanya aku bisa bertahan lama. Mungkin karena udara dingin. Atau mungkin karena aku mendapatkan bidadari yang mau memuaskan nafsuku.

"Ahh.. teruss.. cepatt.. cepetiin.. awww.. ahh ..owww.. mass sstt.. aku.."
"Yahh.. ohh.. iyaahh.. ituu.. ahh.. keluarr.. aww!"
Serr.. serr.. Terasa batangku tersiram cairan hangat dalam vaginanya. Ia menyemprotkan air maninya begitu kencang. Badannya mengejang dan memelukku sangat kencang. Aku menghentikan enjotanku sebentar dan membenamkan seluruh batangku dalam liang nikmatnya. Terjepit diantara bibir vaginanya yang sempit dan ditambah gairah yang semakin membara, aku pun tidak tahan lagi.
"Huhh.. ahh.. ohh.."
Serr! Serr! Serr! Air maniku menyembur diujung lubang vaginanya yang terdalam. Aku memeluknya sekuat tenagaku. Bibirku pun mengenyot bibirnya. Ia membalasnya. Kenikmatanku telah mencapai puncaknya. Keringat membasahi tubuh kami di tengah cuaca dingin tengah malam. Aku terhempas di atas tubuhnya. Lemas.

"Enak mass?" bisik Srini.
"Bukan enak tapi.. nikmat." balasku sambil mencium telinganya.
Ia tertawa dan balas mencium pipiku. Kami terdiam agak lama, menikmati sisa persetubuhan kami. Batangku mulai mengerut tapi masih tertanam dalam vaginanya.
"Boleh saya tanya sesuatu?" bisikku.
Ia mengangguk.
"Kenapa sih napsu banget, sampai orang tidur diganggu?"
"Kalau saya jawab, jangan marah ya."
Ia mengelus dadaku yang berbulu.
"Emangnya kenapa?"
"Tadi waktu Mas lagi mandi, saya ngintip. Saya lihat punya Mas gede banget. Lebih gede dari punya suami saya. Saya jadi napsu."
"Jadi, tadi itu takutnya cuma pura-pura?"
"Takutnya sih benarran. Cuma kalau sudah nafsu gitu dan ada kesempatan, kenapa nggak dimanfaatkan?"
"Nakal yach?!"
Aku mencubit hidungnya. Ia membalas dengan mencubit pinggangku.

"Aduh.. Enak" bisikku. Ia malah semakin keras mencubitku.
"Aduhh.. hh.. hh.. ooww" Aku mendesah menirukan suara orang bersetubuh.
Ia tertawa dan berhenti mencubitku. Kini giliran bibirnya yang menyumpalku agar tidak meneruskan desahan palsuku. Ia berhenti dan memandangku. Kami tertawa.
"Aku haus.." katanya.
"Ayo.."
Bisikku, "aku juga kepingin minum."
Dengan hanya memakai selimut kami ke dapur. Selesai minum kami tidak kembali ke kamar. Ia mengajak duduk di sofa, lalu sambil menyenderkan badannya ke badanku ia menyalakan televisi. Tapi tengah malam begini mana ada TV yang siaran? Akhirnya TV pun dimatikan. Ia menoleh padaku dan tersenyum. Aku mendaratkan ciuman lembut di bibirnya yang ranum. Ia membalasnya dengan ganas. Kamipun saling mengulum, menggesekkan bibir kami, saling menyedot lidah lawan.

Batangku yang tertutup selimut mulai bangun lagi. Aku tak kuasa menahan tanganku untuk memegang dadanya yang kecil tapi montok dan masih tertutup selimut itu. Kubuka selimutnya, sekejap kemudian kuremas dan kupilin putingnya berganti kiri kanan. Srini mulai mendesah dan tangannyapun mulai beraksi, meremas batang kemaluanku sudah mulai tegang dibalik selimut. Ia menyibakkan selimut yang kupakai dan dalam seketika ia sudah mencengkeram kemaluanku. Ia meremas dan mengurutnya dengan penuh nafsu. Ciumanku mulai turun ke dagunya, lalu lehernya dan kemudian dadanya. Aku berlutut dihadapannya dan secara otomatis ia membuka kedua kakinya. Sambil meremas dengan kedua tanganku, puting payudaranya kuhisap dengan mulutku, berganti kiri dan kanan.

Desahan Srini mulai keras dan ia kini membelai punggungku dengan tangannya. Terkadang ia membelai rambutku dan memegang kepalaku. Mulutku lalu turun keperutnya, bulu kemaluannya dan akhirnya berhenti tepat di depan kemaluannya. Kuperhatikan bentuk kemaluannya, indah sekali. Kelentitnya berwarna kecoklatan berada di ujung atas celah vagina, dibawah rambut kemaluannya yang ikal dan lebat. Sedangkan disisi celah vagina itu dua bukit daging menyembul seakan melindungi celah itu. Perfect! pikirku. Bisa jadi kemaluanku tadi merasakan nikmat bukan kepalang karena rupanya kedua bukit ini ikut menjepitnya. Kuangkat kedua lututnya ke atas kedua punggungku. Kukecup vagina itu dengan mesra lalu kujilat celah itu dari bawah ke atas. Terasa ada cairan membasahi bibir dan lidahku. Agak asin rasanya. Aku malah semakin bergelora menjilat, mengulum dan mengecup kemaluannya. Kadang-kadang kelentitnya kutarik-tarik dengan mulutku. Srini nampaknya tidak menduga hal ini kulakukan.

"Awww.." ia menjerit keenakan dan kepalanya terkulai di senderan sofa, menggeleng kiri dan kanan.
Tangannya menekan kepalaku. Aku menarik kedua bukit daging vaginanya dengan jari tanganku dan terlihatlah lubang kecil disebelah bawahnya, sementara celahnya terbuka dan berisi daging kemerahan. Aku memasukkan lidahku kedalamnya dan kupelintir. Badan Srini bergetar hebat sambil merintih tertahan.

"Ahh.. terusshh.. awww.. Nikmaat.. aahh.. Ahh.."
Aku terus menjilati dan memutar-mutar lidahku pada lubang kemaluannya. Terkadang jarikupun ikut partisipasi, menusuk-nusuk lubang itu. Lama-kelamaan lidah dan mulutku terasa pegal. Kuangkat kepalaku dan bergerak keatas mencium bibir Srini. Ia menyambutnya dengan ganas. Cairan yang berasal dari vaginanya kini membasahi juga bibir dan pipinya. Aku berusaha membimbing kemaluanku dengan tangan kanan, tapi Srini menahan dadaku dengan tanggannya, pertanda ia belum mau memulai. Ia memintaku duduk bersender, kemudian ia berlutut dihadapanku. Lalu dengan cepat ia mencengkeram kemaluanku yang juga sudah basah oleh cairan, lalu dikocoknya. Ia mengulurkan lidahnya ke arah kepala batangku yang sudah mulai tegang lagi, dan menjilatinya. Lalu seluruh batangkupun dijilatinya turun naik.

Dimasukkan batangku kedalam mulutnya sedikit sehingga hanya kepalanya saja yang ada dalam mulutnya. Ia mengenyotnya seperti es krim dan memutar-mutar kepalanya. Aku terpana dalam kenikmatan. Tidak disangka cewek cantik dan sopan di kantor bisa fantastis dalam soal sex. Ia pasti pernah nonton film blue, karena adegan semacam itu hanya ada dalam film semacamnya. Aku semakin merasa keenakan ketika ia memasukkan seluruh batangku kedalam mulutnya dan menghisap-hisapnya. Kepalanya turun-naik mengikuti kulumannya. Ia mendesah-desah dan pantatnya ikut bergoyang. Rupanya ia juga memainkan kelentit dan vaginanya dengan tangan kiri. Merasa tidak tahan aku menarik tubuhnya ke atas dan merapatkan kedua pahaku agar ia duduk mengangkangiku. Kugeser dudukku agak kebawah sehingga kemaluanku yang sudah tegang tepat berada dibawahnya. Ia meletakkan kedua lututnya di sofa dan merendahkan posisinya. Dengan tangan kirinya ia membimbing kemaluanku masuk kedalam vaginanya. Dengan memegang kedua pantatnya yang kencang itu aku menekan ke atas.

Batangku mulai masuk sedikit-demi sedikit. Lubang vagina terasa sempit dan menjepit kemaluanku. Rasa nikmat luar biasa menyelimuti tubuhku. Kini batangku sudah tertelan semua dan terasa ujungnya menyentuh dasar vaginanya. Srini menggoyangkan pantatnya ke kiri dan kanan, semacam isyarat agar aku mulai mengayuhnya. Dengan kedua tanganku kuangkat pantatnya perlahan, lalu kuturunkan lagi. Masih terasa sempit, tapi kali ini sudah licin oleh cairan yang keluar dari kedua alat kami. Tak lama kemudian batangku dengan lancar keluar masuk pintunya, diringi suara erangan Srini yang mulai keras. Deru nafasku pun mulai memacu. Betapa nikmat bersenggama di malam dingin seperti ini, dengan suara rintik hujang masih menemani enjotanku. Sambil mengayunkan pantatnya, aku mulai menyedot puting payudara Srini yang dari tadi menganggur. Kusedot dengan penuh nafsu. Terkadang Srini membantunya dengan meremas payudaranya sendiri dari arah tepi. Aku menghentikan ayunanku dan memintanya turun. Lalu kubalikkan badannya agar membelakangiku. Lalu dengan kakinya yang terbuka mengangkangiku kuturunkan tubuhnya.
Ia membantu menuntun kemaluanku dengan tangan kirinya ke arah lubangnya. Lalu "bless.." dengan mudah batangku masuk kedalam liang nikmatnya. Aku merasa geli campur nikmat. Batangku menggesek dinding vaginanya sangat terasa. Mungkin karena posisi zakarku dan lubang vaginanya yang berbalik bengkoknya. Ia menarik pantatnya ke atas perlahan, lalu menurunkannya dengan cepat. "Bless.." Begitu seterusnya. Karena semakin cepat, terdengar suara kecipak dengan keras tanda selangkangan kami beradu. Mulut Srini pun tak henti-hentinya merintih.

"Ahh.. terusshh.. ahh.. yaach.. begitu.. hh .. awww.."
Dengan tangan kanan aku meraih ke depan selangkangannya dan menggelitiki kelentitnya yang turun naik bersama tubuhnya. Sedangkan tangan kiriku meremas payudara kirinya.
"Yachh.. begituu.. aww .. aku hh.. nggak.. tahan.. nnhh.. ohh.. enaak.. maas.. "
Aku terus mengayuhnya tanpa menghiraukan rintihannya. Keringat telah mengucur dari tubuh kami membasahi sofa. Padahal cuaca masih dingin dengan rintik hujan seakan mengiringi kenikmatan kami berdua.

"Mas? hh.."
"Yahh.."
"Aku hh.. pegal.. ohh"
Serentak aku stop ayunanku dan memintanya berdiri. Akupun berdiri dan memintanya menghadap sofa. Lalu kurtekan punggungnya agar ia berpegangan pada sandaran sofa. Dengan meletakkan lututnya di sofa, ia menungging di hadapanku. Aku berlutut di di belakangnya, memandangi vaginanya. Aduhai, indah nian pantat perempuan ini, putih, mulus dan kencang dengan lipatan vagina yang montok tepat di depan mukaku. Aku mencium vagina itu dan menjilatinya sepuasku. Terkadang kelentitnya kukulum mesra.

Puas menjilatinya aku berdiri lagi. Dengan perlahan kutuntun batangku menuju sarungnya. Sambil memegang pinggangnya, aku menekan kedepan dan dengan sekejap batangkupun sudah tenggelam. Kukayuh dengan santai dan berirama. Srini mengikutinya dangan memaju-mundurkan pantatnya. Terkadang ia memutarnya. Terasa sekali kulit zakarku menggesek dinding vagina bawahnya sehingga rasa geli dan nikmat semakin meningkat. Terdengar suara "plok.. plok.." akibat pantatnya memukul perutku.
"Ahh .. ooh.. sshh .. uuhh.. awww.. nikmaat..hh .. " "terus..mass.."

Sambil merintih begitu Srini meraih tanganku dan mengantarnya ke dadanya. Secara otomatis aku meremasnya, memutarnya dan memelintir putingnya. Badan Srini berguncang hebat, tanda ia menikmati sekali persetubuhan ini. Aku menghentikan sebentar ayunanku dan berdiri tegak tanpa melepaskan kemaluanku dari lubang enaknya. Lalu kurapatkan kedua pahanya dan kini aku yang mengangkang. Dengan posisi seperti ini liang vagina Srini jadi semakin sempit. Aku semakin bernafsu menggenjotnya. Terasa zakarku dipilin-pilin semakin nikmat. Nampaknya Srini juga begitu. Tapi posisi seperti itu tidak lama kami lakukan karena Srini keburu merasa pegal.

Akhirnya kami merubah posisi lagi. Ia duduk bersenderkan senderan sofa menghadapku dengan kaki yang dibuka lebar. Terlihat vaginanya yang sudah kecoklatan, kencang dan tegang dengan cairan yang membasahi sofa. Aku berlutut dihadapannya dan dengan satu tangan aku menuntun jagoanku ke arah lawannya. "Bless.." ia masuk lagi dengan gagah. Srini merintih panjang.
"Ahh.. ah..ah..ah!"

Secara refleks ia melingkarkan kedua kakinya ke pinggangku. Lalu ia mengangkat kakinya keatas dibantu kedua tangannya yang memegang kedua bawah lututnya, sehingga pahanya menyentuh perutnya. Terasa vaginanya membuka lebar. Batang zakarku semakin lancar saja keluar masuk lubang nikmatnya. Dengan posisi ini zakarku keluar masuk dengan lancar. Tetapi karena posisi berlututku lebih tinggi dari pantatnya, bagian atas batangku jadi menggesek kencang dinding luar atas vaginanya, bahkan sering menggesek klitorisnya. Srini jadi semakin blingsatan keenakan. Ia mengerang hebat. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan.
"Ahh.. aw! Aw! Aw! terusshh.. Iyaa.. Ituu.. teruuss.. oh! Oh! Oh! aahh..!"

Dengan menumpukan pada kedua tanganku ke sofa, aku berusaha menangkap bibirnya dengan bibirku. Ia menerkamnya dan memelukku. Bibirku digigit-gigitnya ganas. Lidahnya dengan liar memasuki mulutku. Terkadang ia mengenyot bibirku dengan rakus.
"Mass.. aduhh.. enakh.."
"Cepetinn.. dongh.. aku mau.. keluarrhh aw! Aw! Aw! Ohh.. Ah! ah! "

"Aku juga.. ahh.. ahh!" sahutku sambil mempercepat goyanganku.
Ia pun semakin bergairah memutar pantatnya. Jari tangannya menjenggut-jenggut rambutku hingga kusut.
"Ahh.. ahh.. aahh.. aahh.."
"Hiyah.. hiyah.. yahh.. aahh"
Serr.. serr.. ser! Ser! Dengan sepenuh tenaga kuhunjamkan zakarku. Sekali. Dua kali. Bersamaan dengan itu Srini memelukku dengan erat. Badannya mengejang. Bibirnya merenggut ganas bibirku dan menyedotnya denan rakus.

"Mmmff.. mmff.. ahhmm.."
Hanya itu yang keluar dari mulut kami. Aku tumbang di atas badan empuk Srini. Ia memelukku erat. Zakarku banyak sekali menyemprotkan air mani. Begitu banyaknya, aku tidak bisa membedakan lagi mana yang berasal dari dalam vagina Srini. Semua bercampur dalam puncak kenikmatan orgasme kami. Keringat, air mani, ludah dan cairan lainnya. Sulit untuk melukiskan kenikmatan yang kami alami, di malam buta, demgam rintik hujan masih turun dan cuaca puncak yang dingin, seakan ingin menambahkan kenikmatan bagi kami berdua..

"Mas?!"
"Hmm.."
"Mas..?!"
"Ya sayang..?!"
Aku menatapnya. Ia tersenyum, tapi ada linangan air mata di pipinya. Aku mengusapnya. Aku baru mau mengucapkan sesuatu, tapi ia menutup bibirku dengan jari tangan kanannya. Lalu bibirnya mengecup bibirku, lembut.

"Aku bahagia.."
"Tidur yuk? Udah jam dua"
"Gendong aku dong.."
"Aku coba ya?"
Setelah membersihkan masing-masing kemaluan kami, dengan telanjang bulat aku mencoba menggendongnya ke kamar, dalam keadaan bugil pula. Badannya langsing sehingga tidak terlalu berat untuk kuangkat. Ia ketawa cekikikan ketika kucium dadanya. Ia menggeleng manja ketika ia akan kuletakkan di tempat tidur sebelahku. Akhirnya badannya yang montok itu kutaruh perlahan di tempat tidurku. Tangannya masih menggayut leherku ketika aku hendak mengambil selimut, seakan tidak ingin kehilanganku sesaatpun. Akhirnya kami tidur di dipanku, meskipun agak sempit. Dengan kaki kanan yang menaiki perutku, ia tidur disisi kananku dengan kepala terkulai didadaku. Aku membelai rambutnya dan pikiranku menerawang, menikmati sisa-sisa persenggamaan tadi..

*****

Aku terbangun pukul tujuh. Aku menengok kiri kanan. Srini tidak ada di tempat tidurku. Aku buru-buru keluar kamar mencarinya, dengan hanya bersarungkan selimut. Ternyata ia sedang di dapur menyiapkan sarapan. Ia memakai daster tipis warna biru muda Aku berjalan menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Ia terkejut perlahan.
"Sudah bangun?"
"Koq nggak ngebangunin?" Aku balik bertanya.
"Ngebangunin yang mana?"
"Eee.. dua-duanya"
"Nakal yach.."
Aku menciumi pipinya berkali-kali. Kedua tanganku menyelinap dibawah ketiaknya dan terus meraba ke arah selangkangannya. Ia diam saja, tak bereaksi. Kuraba-raba, ternyata ia tidak menggunakan apa-apa dibalik daster tipisnya

"Belum puas?" tanyanya.
"Kalau diberi lagi sih.., nggak nolak"
"Doyan ya..?"
"Kan katanya sampai empat rit.."
Ia mencubit tanganku keras dan lama.
"Nakal nih.." katanya.
Aku tengah menikmati badannya yang kupeluk dari belakang,
ketika tiba-tiba dari atas terdengar suara handphonenya berdering. Ia bergegas melepaskan roti yang tengah dibubuhi selai dan naik tangga ke kamarnya. Aku jadi deg-degan nggak karuan. Padahal cuma dering handphone.

Aku khawatir Samsi sudah menelpon dari tadi, tapi tidak dijawab karena istrinya tengah terlena dalam pelukanku. Tak lama kemudian Srini turun kembali dengan senyumnya yang manis. Wajahnya tetap cantik meskipun baru bangun tidur.
"Mau dijemput?" tanyaku gugup.
Ia melingkarkan tangannya dileherku dan memelukku erat. Bibirnya menciumku. Hangat.
"Emangnya kenapa?" Tanyanya manja.
"Kita harus siap-siap, supaya kelihatan nggak ada apa-apa"
"Kalau kita begini, emangnya dia perduli?"
Astaga, si Cantik ini sudah berani memberontak rupanya. Aku tidak mau jadi runyam nantinya.

"Sri.. jangan dong, nanti berabe.." Ia mengecupku lagi.
"Nggak usah khawatir. Aku juga nggak sembarangan. Kan boleh selingkuh, yang penting keluarga utuh.. mm.. Mas Samsi bilang mau jemput jam sepuluh. Tapi.. siapa yang percaya sama omongannya? Keseringan ngibulnya.." Bibirnya mencibir manja.
Giliranku menciumnya. Mesra. Ia menatapku. Matanya yang bulat segar dengan bulu mata yang lentik kelihatan begitu sayu. Kasihan si Cantik ini. Nampaknya ia harus melewati malam-malam yang panjang dan sepi, karena suaminya akhir-akhir ini jarang pulang. Aku menciumnya lagi, kali ini lebih menekan. Ia membalas. Jadilah pagi ini kami saling melumat dan memagut. Tanganku mulai merayap di belakang badannya terus turun ke pantatnya lalu meremasnya.

"Mau sarapan roti atau yang lain?" tanyanya berbisik.
"Kamu suka yang mana?" Aku balik bertanya.
"Yang lain dulu ya?" Tanpa menunggu jawaban tangannya segera melepaskan selimut yang terlilit di badanku, sehingga dengan sekejap aku berbugil ria. Ia cekikikan melihat kemaluanku yang mulai tegang. Dicekalnya dengan dua tangan dan diurutnya sambil digesekkan ke selangkangannya yang tertutup daster. Sementara bibirnya dengan ganas menciumi bibirku. Lidahnya mulai liar lagi menjelajahi bagian dalam mulutku. Aku tak mau ketinggalan. Daster tipisnya kutarik ke atas dan segera kuremas kedua daging pantatnya yang tak tertutup celana dalam. Ia segera melepaskan tangannya dari kemaluanku dan menarik dasternya ke atas serta melepaskannya sehingga kami telanjang bulat di pagi yang dingin ini.

Aku segera memeluknya, meneruskan ciuman yang tertunda dan melanjutkan belaian kami. Ia menggesekkan payudaranya yang kecil, putih dan montok itu ke dadaku yang berbulu. Aku membalasnya dengan menggesekkan kemalunaku yang sudah berdiri tegak ke selangkangannya yang berbulu hitam lebat, sambil meremas gemas kedua daging pantatnya. Ia bergelinjang hebat. Srini melepaskan ciumannya. Kemudian menyuruhku duduk di bangku makan yang tersedia. Ia lalu berlutut di hadapanku. Tanpa malu ia mencengkeram batang zakarku, menjilati kepalanya dan memasukkan kemulutnya. Sekejap kemudian ia sudah asyik menghisap dan mengulum batang nikmatku itu dengan lancar, tanpa rasa jijik sedikitpun. Aku terpana dengan kepiawaiannya membangkitkan gairahku.

Aku hanya bisa merintih dan bergumam merasakan kenikmatan dan kehangatan mulutnya menghisap dan memelintir batang dagingku. Terdengar kecipak ketika ia menarik batangku dengan mulutnya. Lalu ia masukkan kembali dengan semangat. Terkadang bagian bawah kemaluanku disusur dengan lidahnya, kemudian ujung lidahnya berputar di atas kepala batangku. Geli dan nikmat rasanya. Srini kemudian berdiri dan berbalik membelakangiku. Lalu dengan mengangkangi lutuku ia menurunkan pantatnya. Aku ikut memegang pinggangnya. Dengan satu tangannya ia memegang batangku yang sudah menegang dan mengarahkan ke kemaluannya. Sementara tanganya yang lain menarik kulit di atas kemaluannya yang berbulu lebat itu.
"Kamu nggak mau di hisap dulu?" Tanyaku berbisik.
"Nggak usah.. hh udah basah nih.." jawabnya penuh nafsu.
Perlahan batang kemaluanku memasuki lubang vaginanya. Benar saja, lubangnya telah basah oleh cairannya sendiri, sehingga meskipun agak lambat, batangku masuk dengan lancar. Betapa nikmat kurasakan. Batangku terasa diurut dan dihisap kemaluannya. Dengan berpegang ke meja di hadapannya ia mengangkat badannya. Perlahan batang kemaluanku keluar dari lubang vaginya. Kembali batangku terasa ditarik lembut oleh kemaluannya. Tak lama kemudian ia pun turun naik dengan lancar di atas batang kemaluanku yang tegak bagai tiang bendera. Begitu bersemangatnya Srini, sampai meja makan di depan kami ikut bergeser dan berbunyi di atas lantai kayu yang licin dan dingin.

Mulutnya mengerang tak henti-hentinya, menandakan ia terbawa dalam kenikmatan hebat. Ketika tengah mengayuh hebat, Srini berhenti sejenak. Lalu berdiri dan berbalik menghadapku. Dengan mengangkangkan kakinya ia kembali menurunkan badannya. Dengan satu tangan diantara tubuh kami, dituntunnya galah dagingku ke arah kemaluannya. "Bless.." Zakarku kembali masuk dengan ganas. Mulut Srini mulai mencari mulutku. Aku tidak tinggal diam. Segera kusambut mulutnya yang tetap ranum walaupun tidak memakai lipstik itu, dengan ciuman yang panas dan bergelora. Kami saling menjilat, mengulum dan tekadang menggigit. Erangan Srini makin hebat. Goyangan pantatnyapun makin hebat. Nampaknya ia mau orgasme. Betul saja. Ia memagut bibirku dengan kasar dan kedua tangannya memeluk badanku erat-erat. Seiring enjotannya berhenti, badannya mengejang. Serr.. srr.. crot! crot! Air maninya mnyembur batangku yang tengah tenggelam di lubang nikmatnya.

Ia mengangkat pantatnya sekali dan menurunkannya. Nampaknya untuk memaksimalkan kenikmatan yang ia dapatkan. Badannya kini berkeringat, padahal cuaca di masih dingin, maklum di puncak. Kemudian ia terkulai menyender di badanku, padahal batangku masih tegak dan keras tertanam di lubang kewanitaannya. Biasanya bila aku bersetubuh pagi hari, aku memang agak susah untuk orgasme dengan cepat. Srini memandangku manja. Ia mencium pipiku.
"Belum keluar?"
"Belum"
Ia lalu mengangkat pantatnya sehingga batangku keluar dari lubangnya. Tegak dan penuh cairan nikmat yang diberikan vagina Srini. Dengan satu tangan Srini mengambil cairan dari batangku dan mengoleskannya di sekitar liang duburnya. Lalu ia mengangkat pantatnya kembali dan menurunkannya di atas batang zakarku. Kali ini ia menuntun batangku ke arah duburnya.

"Sri.."
"Ssstt.." Ia meletakkan telunjuknya di bibirku sebagai tanda bagiku untuk tidak bicara.
"Just do it.." katanya, "it is special for you.."
Ia pun menurunkan kembali pantatnya. Ketika kepala batangku menyentuh lubang duburnya, aku merasa betapa kecil lubang itu. Tapi Srini seakan tidak perduli. Ia terus menekan pantatnya ke arah batang dagingku. Matanya terpejanm sambil merasakan apa yang terjadi di bagian duburnya. Ketika ujung batangku mulai menyeruak lubang pantatnya, ia menyeringai. Tapi ia terus menkan pantatnya, sehingga kepala batangku masuk. Aku merasakan nikmat luar biasa. Batangku serasa terjepit hebat oleh lubang daging yang sempit.

Ia mengangkat pantatnya. Lalu diturunkannya lagi kali ini setengah batangku masuk. Ditariknya lagi. Lalu ditekannya lagi sehingga batang kemaluanku amblas tertelan lubang duburnya itu. Tak terkatakan rasa nikmat yang kudapatkan dengan batang dagingku yang dipilin-pilin oleh lubang sempit ini. Apalagi ia kemudian dengan lancar turun naik dan menggoyang pantatnya kiri-kanan. Cewek ini begitu hebat dalam bercinta. Dan betapa beruntungnya aku karena ia memberikan sesuatu yang khusus buatku, yang ia tidak berikan pada suaminya.
"Ahh.. teruss.. ahh.. uh! Uh! ..aww"
"Ohh.. awh! awh!nikh.. matthh.. ohh.."

Dijepit oleh lubang yang swmpit seperti itu, batang kemaluanku jadi tak tahan. Aku ikut memegang pinggangnya dan menaik-turunkan pantatnya agar gesekkan terhadap batangku semakin cepat. Akhirnya kuangkat pantatnya dan kukeluarkan batangku. Kini giliranku mencapai puncak kenikmatan Ahh.. Cret! Cret! Creett! Serr.. Serr.. Air maniku muncrat dengan kencang ke atas meja dan lantai di bawahnya. Aku memeluk tubuh telanjangnya dengan erat. Keringat membasahi tubuhku dan Srini mengusapnya dengan manja. "Enak?!" tanyanya.

"Luar biasa.. koq pinter sih..?!"
"Kursus dong.."
"Dimana..?! Emangnya ada kursus begituan..?!"
"Ada.. film tripel?!"
"Suka nonton yach..!? Pantes.." Kami terdiam sejenak.
"Pinter goyang begini koq sering dianggurin, kan sayang.."
"Makanya kalau Mas mau kita bisa janjian.."
"Astaga. Aku nggak berani ah.."
"Kan bisa diatur.. Aku juga nggak sembarangan.."

Aku diam. Aku berpikir, kesempatan seperti ini memang langka dan tidak mungkin terulang. Selain jauh dari Jakarta, kebetulan semua orang lagi nggak ada. Nah kalau di Jakarta? Kalau semua orang di kantor tahu bagaimana?
"Kita lihat saja nanti deh.. Kan kamu yang punya kesempatan"
"benarr yaa. Nanti kalau lagi kosong aku telepon."
Kami kemudian sarapan. Aku minum STMJ yang memang dibawakan oleh teman-teman panitia dalam bentuk sachet ketika berangkat. Jam di dinding menunjukkan pukul delapan. Tiba-tiba telepon di samping TV berdering. Aku menjawabnya.

"Hallo.."
"Halo, dengan Pak Riki..?"
"Ya, saya sendiri.."
"Kami petugas front office. Ada beberapa dokumen yang harus ditandatangani bapak sebelum bapak pulang."
"O ya, nanti saya ke sana sekitar jam sembilan."
"Baik, terima kasih pak."
Aku akan bergerak mandi, tetapi Srini minta duluan. Akhirnya, sambil berselimut aku nonton TV. Terdengar suara Srini memanggilku dari dalam kamar mandi.
"Ada apa?" tanyaku dari depan pintu kamar mandi.
"Tolong ambilkan lulurku dong, di atas" katanya.
"Di tas?"
"Ya, di kantong luar"
Aku segera berlari ke kamar atas dan turun lagi dengan membawa lulur mandinya.

"Nih" kataku tanpa membuka pintu kamar mandi.
"Masuk aja Mas, nggak dikunci koq."
Aku masuk dan mendapatinya sedang telanjang bulat. Ia memandangku sambil tersenyum. Aku jadi membuang muka. "Lulurkan ke badanku dong."
"Hah?! Nggak ah.."
"Ayo dong mas, kapan lagi.." Ia memelas.
Akhirnya akupun menuruti kemauannya. Ia memang benar, kapan lagi aku bisa bersamanya dalam suasana seperti ini. Tidak ada jarak, tidak ada penghalang, walau sehelai benangpun. Akupun mengoleskan lulur itu mulai dari punggungnya, pinggangnya, dan pantatnya. Sementara ia berdiri tegak membelakangiku.

"Depannya juga dong.." katanya sambil memutar badannya.
Aku mengoleskan lulur mulai dari lehernya, lalu dadanya-sambil meremas dan membelanya tentunya-, terus ke perutnya dan selangkangannya. Ia membawa tanganku ke kemaluannya. Aku tidak menolak, membelainya dengan jariku. Tangan kanannya mengikuti tanganku sedangkan matanya memandangku, sayu. Ia mendekatkan bibirnya, lalu mencium bibirku lembut. Batang kemaluanku mulai bergerak naik.
"Mas.."
"Hmm.."
"Kakinya juga dong"
"Oh ya, sorry.." Aku lalu mengolesi kedua pahanya, lututnya dan telapak kakinya.

"Gantian, sini aku lulurkan.." Katanya setelah aku selesai.
Akupun membuka selimut yang melilit badanku, lalu berdiri membelakanginya. Ia mengoleskan lulur ke seluruh tubuhkku, sama yang kulakukan terhadapnya. Bedanya, ketika ia mengoleskan lulur ke bagian depan tubuhku, ia tinggalkan batang kemaluanku. Baru setelah selesai semua, ia menjilati batang kemaluanku dan menghisapnya. Batang kemaluanku yang setengah tegang itu kini malah jadi keras lagi karena kulumannya. Setelah puas mengulum dan menjilati batang kemaluanku, ia mengolesinya dengan lulur dan mengocok dengan tangannya. Ia pun berdiri dan memandangku.

"Sekali lagi ya..? Terakhir.." Aku tak menjawab, tetapi melingkarkan kedua tanganku kepinggangnya yang penuh lulur itu.
Dalam sekejap kamipun berciuman dengan ganas. Ia meletakkan kedua tangannya memeluk leherku. Akupun memeluknya semakin ketat. Ia menggesekkan dadanya ke dadaku, aku menggesekkan kemaluanku yang berdiri tegak itu ke bawah perutnya. Kamar mandi yang dingin ini berubah menjadi hangat karena nafsu birahi kami. Ia mendudukkanku pada toilet duduk. Lalu berjongkok dihadapanku dan mulai mengocok batang zakarku dengan cairan yang keluar dari. Lalu ia mendekatkan dadanya ke batangku. Sambil memegang kedua payudaranya dari tepi ia meletakkan batangku di tengah kedua payudaranya dan memaju-mundurkan dadanya. Terasa geli campur nikmat memancar dari kemaluanku yang terjepit di antara dadanya itu.

Cairan makin banyak keluar dari kepalanya. Srini terus memainkan kemaluanku dengan kedua payudaranya yang putih dan montok itu. Aku menyender pada toilet duduk itu sambil menikmati fantasi sex yang ia ciptakan. Cewek ini bermain seakan tidak pernah puas. Nampaknya ia ingin menikmati sepuas-puasnya kesempatan yang didapatkannya. Mungkin suaminya sering keletihan pulang kerja sehingga tidak sempat melayaninya di atas ranjang. Aku tersadar ketika ia menghentikan permainan dadanya terhadap batangku. Lalu ia berdiri membelakangiku dan kembali menurunkan pantatnya.

"Ini posisi favoritku.." katanya tanpa menunggu komentarku.
Segera ia menangkap batang zakarku yang sudah tegak itu dan membimbingnya memasuki vaginanya. "Bless.." Dengan lancar kini batang itu menerobos sarungnya.
"Ahh.. nikmaat.." katanya sambil menyenderkan badannya ke arahku.
Aku memeluknya sambil meremas kedua payudaranya dan mulutku mencari bibirnya. Ia menyambutnya dengan mesra. Lalu dengan semangat membara ia mulai mengayuh pantatnya, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan kanan. Aku menimpalinya dengan menggenjot batangku ke atas keras-keras sehingga timbul suara keplokan yang menambah indah suasana pagi ini.

Perjuangan mencari puncak kenikmatan kini dimulai lagi. Tidak puas dengan posisi mendudukiku dari belakang, ia berbalik menghadapiku dan mengangkangiku. Lalu sambil duduk ia menggenjot kemaluannya. Aku pun tak berkeberatan dan ikut memainkan batangku sambil meremas-remas pantatnya dan menjilati payudaranya. Srini lalu berdiri. Sambil menyender ke dinding kamar mandi yang dingin ia minta agar aku menyetubuhinya sambil berdiri. Aku menikmatinya bahkan mengangkat kedua kakinya ke pinggangku. Srini tanpaknya merasa senang sekali aku mengikuti semua gaya yang dimintanya tanpa komentar. Akhirnya ia minta disetubuhi dengan gaya biasa, tidur telentang dengan kedua kakinya diangkat ke pundakku. Pada posisi inilah ia mengalami orgasme.

Sedangkan aku terus menggenjotnya, sehingga ketika melakukan doggy style aku baru bisa mencapai nikmatku yang kedua di pagi ini. Dan kali ini ia tidak membiarkan kemaluanku muntah dalam vaginanya, tapi dalam mulutnya. Ia tidak merasa jijik sedikitpun. Bahkan sebagian air maniku ditelan begitu saja bagai menelan air minum!

* * * *

Selesai merapikan semuanya, aku menuju front office untuk menyelesaikan seluruh administrasi. Tidak lama kemudian driver kantor datang menjemput. Seolah tidak terjadi apa-apa, kamipun pulang ke Jakarta. Dan sepanjang jalan kami tertidur kelelahan..

Srini menepati janjinya ketika di puncak. Sejak saat itu kami sering membuat janji jika suaminya sedang sibuk dan tidak bisa pulang. Kami bertemu di sebuah hotel dan mengulangi kepuasan yang kami dapatkan ketika di puncak. Aku tidak tahu sampai kapan hubungan ini akan berlanjut.

Share this post
Repost0